KREATIVITAS MELAHIRKAN HIDUP BARU
Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi yang baru bila anda berkeras mempertahankan cara-cara lama anda. Anda disebut baru jika cara-cara anda baru. Inilah kata yang saya peroleh dari mario teguh si ahli kepribadian. Dari perkataan yang kami tuturkan tadi tentunya akan membawa bnayak makna yang terungkap dari satu kalimat saja. Di dunia ini kita tentunya mempunyai kehidupan masing –masing yang begitu beragam. Dari keberagaman itulah kita bisa hidup yang baik. Bisa melihat yang baik dan yang buruk juga merupakan anugrah yang telah diberikan oleh sang maha pencipta. Satu kata yang patut senantiasa kita haturkan adalah bersyukur, sudahkah kita bersyukur hari ini. ?
Terkait dengan kalimat diatas tentunya kita akan merasa bosan menjadi orang yang hanya bisa melakukan kehidupan ini dengan cara-cara yang lama. Banyak contoh yang akan kita lihat dalam kehidupan kita. Sebagai contoh seorang pegawai negeri yang hanya bisa melakukan pekerjaan yang monoton, terpaku pada satu kegiatan saja akan mengusangkan kita pada kehidupan nyata, walaupun apa yang kita pakai dalam tubuh kita semuanya baru. Kita memakai baju yang baru, kita memmakai handphone blackberry yang terbaru, memakai sepatu yang merk terkenal, memakai parfum import yang terbaru. Apakah dengan begitu kita disebut orang yang baru? Orang yang modern? Orang yang gaul? Orang yang tahu akan perkembangan jaman? Bukan, bukan. Dan bukan.
Orang yang kita bahas diatas tidak akan dikatakan baru walaupun memmakai perlengkapan hidup yang serba baru jika kita tidak mau melakukan cara-cara kerja yang baru. Orang yang disebut baru jika telah mau meninggalkan cara-cara hidup yang lama. Seperti oknum pegawai diatas yang dikatan baru jika mereka mau melakukan inovasi dalam melakukan pekerjaannya. Mereka selalu cepat tanggap terhadap tugas dan tanggung jawab yang dia emban. Sudah bukan rahasia umum lagi jika mentalitas pekerja kita sangatlah rapuh. Mereka mau bekerja jika ada intensifnya saja, semakin besar intensif yang diterima semakin cepat pekerjaan pelayann yang dilakukan, namun jangan harap jika tanpa adanya intensif yang diberikan kemungkinan pekerjaan yang diberikan juga akan terbengkelai tidak tahu kapan akan terselesaikan.hasil yang sudah terlihat dalam pelayanan publik adalah semakin molor dan amburadul pelayanana yang diberikan terhadap masyarakat. Sebagai contoh kecil dalam pengurusan kartu tanda penduduk, kita semua tahu biaya pembuatan KTP hanya sekitar Rp.5000,00 rupiah dengan jangka waktu pelayanan sekitar 1 minggu. Namun ada yang melakukan akselerasi dengan memberikan uang yang lebih sekitar 50 ribu tentunya hasilnya akan jauh berbeda yaitu lebih cepat dan cekatan sampai-sampai hanya hitungan jam dan diantar sampai kerumah dan tambahan perkataan masih ada yang mau dibantu lagi??? Inilah potret yang terjadi dalam kehidupan kita.
Dalam dunia pendidikan juga tidak luput dari cara-cara yang lama dan usang. Sebagai contoh bagaimana dunia pendidikan kita akan maju jika para pendidik dan para anak didik juga melakukan cara-cara yang lama dalam menempuh pendidikan. Sebagai gambaran kita guru yang hanya melakukan kewajiban mengajar tanpa melihat perkembangan anak didik secara emosionanl tentu hasilnya pun juga jauh dari memuaskan dan hasilnya kan hanya membentuk anak didik yang monoton juga. Jika kita mau melakukan perubahan cara mengajar tentunya akan memnemukan kepuasan dan rasa tersendiri. Proses yang kita lakukan akan tercermin terhadap sikap anak didik yang kita ajar. Semakin keras kita mendidik anak tentunya akan menghasilkan anak yang berkarakter keras juga, sebaliknya jika kita mengajar dengan penuh kelembutan dan pendekatan yang baik tentunya akan menghasilkan karakter anak yang baik pula. Bukankah tugas guru mengubah aanak yang malas menjadi rajin, mengubah anak yang bodoh menjadi pintar, mengubah anak yang tidak bertanggung jawab menjadi anak yang disiplain dan tanggnung jawab. Selain dari faktor guru juga ada faktor muridnya sendiri. Sebagai pelajar juga harus mempu berubah dengan cara- cara yang baru untuk kehidupan kita sendiri. Kita belajar juga untuk kepentingan masa depan kita. Banyak siswa yang belum menyadari bahwa pendidikan yang dilakukan saat ini hnaya untuk memenuhi kewajiban kita sebagai anaka terhadap orang tua saja. Namun kalu kita mau lebih melihat kenyataan yang ada bahwa pendidikan yang kita lakukan hari ini tentunya akan sangat mempengaruhi perkembangan kehidupan kita kelak. Pelajaran yang kita dapat hari ini mungkin tidak dapat kita praktekkan dala kehidupan kita saat ini, namun mungkin bisa kita praktekkan 1 tahun lagi, 5 tahun lagi bahkan 10 tahun lagi. Sebagai siswa kita harus yakin apa yang diberikan oleh guru itulah yabng terbaik bagi perkembangan pendidikn kita. Denga menyadari itu semua tentunya akan memunculakan cara cara baru dalam megikuti belajar. Kita akan lebih temotivasi dalam belajar. Kita mulai membaca pelajaran yang akan kita bahas beersama guru tentunya akan menimbukllkan cara dan rasa tersendiri bagi kita.
Jika kita terpaku dalam kehidupan kita yang monoton tentunya akan membawa kita pada keadaan yang tidak nyaman dan cenderung stess. Oleh karen aitu kita perlu adanya kreatifitas. kreativitas ddefinisikan secara berbeda oleh para pakar berdasarkan sudutb pandang masing-masing. Menurut Barron (1982:253) Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru disini bukan berarti harus sama sekali baru sekali, tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur yang telah ada sebelumnya . sedangkan Utami munandar mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan yanis mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Lebih lanjut Utami menekankan kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian merupakan hsil interaksi dengan lingkungannya. Lingkungha yang merupakan tempat individu berinteraksi itu dapat mendudkung perkembangannya kreativitas, tetapi juga yang justru menghambat perkembangan kreativitasnya. Kreativitas yang ada dalam individu digunakan untuk menghadapi permasalahn yan g ada ketika berinteraksi dengan lingkungannyadan berbagai alternatif pemecahannya sehingga dapat tercapai penyesuainan diri yang kuat dengan lingkungannya.
Dalam mempelajari kreativitas kita dapat mengunakan dua jenis pendekatan yaitu pendekatan psikolog dan pendekatan sosiologis. Dalam pendekatan psikologis lebih melihat kreativitas dari segi kekuatan yang ada dalam diri individu sebagai faktor-faktor yang menntukan kreativitas, seperti intelegensi, bakat motivasi, sikap , minat, dan disposisi kepribadian lainnya. Salah satu pendekata psikologis yang digunakan untuk menjelaskan kreativitas adalah pendekatan holistik . clark (1988) menggunakan pendekatan holistik untuk menjelaskan konsep kreativitas berdasarkan pada fungsi-fungsi berfikir, merasa, mengindera dan intuisi. Sedangkan pendekatan sosiaologis berasumsi bahwa kreatifitas individu merupakan hasil dari proses interaksi sosial, dimana individu denngan segala potensi dan disposisi kepribadiannya dipengaruhi oleh lingkunga sosial tempat individu berada yang meliputi ekonomi, politik, kebudayaan dan peranan keluarga. Arieti (1976) mengemukakan beberapa faktor sosiologis yang kondusif dalam perkembangan kreativitas adalah: tersedianya sarana-sarana kebudayaan, Keterbukaan terhadap keragaman cara berpikir, Adanya keleluasaan bagi berbagai media kebudayaan, Adanya toleransi terhadap pandangan-pandangan yang divergen dan Adanya penghargaan yang memadai terhadap orang – orang yang berprestasi.
Sesorang yang mempunyai karakter kreativitas akan telihat dalam kehidupannya. Kita bisa melihat diri kita atau teman, atau bahkan orang tua kita apakah mereka kreativ dengan melihat karakter yang mereka milki seperti memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, tekun dan tidak mudah bosan, percaya diri dan mandiri, merasa tertantang dengan kemajemukan atau kompleksitas, b rani mengambil resiko, dan berpikir yang menyebar.
Seseorang akan mengalami perkembangan kreativitas jika kita sebagai orang tua mampu memberikan rasa aman, memberikan kepercayaan dan menghargai kemampuan anak, memberikan otonomi dan kebebasan pada anak, meberikan dorongan terhadap anak untuk melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya serta kita rangsang dengan berbagai kegiatan yang baru baik di dalam rumah dan di luar rumah. Pada intinya kreativitas dapat tumbuh pada diri kita jika kita diberikan kebeebasan yang bertanggung jawab kepada diri kita. Hal ini juga dapat kita terapkan dalam berbagai kehidupan baik yang sudah bekerja, pelajar dan orang tua. Alangkah indahnya hidup ini tanpa adanya tekanan dari manapun. Kreativitas akan menghasilkan rasa hidup yang baru.
Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi yang baru bila anda berkeras mempertahankan cara-cara lama anda. Anda disebut baru jika cara-cara anda baru. Inilah kata yang saya peroleh dari mario teguh si ahli kepribadian. Dari perkataan yang kami tuturkan tadi tentunya akan membawa bnayak makna yang terungkap dari satu kalimat saja. Di dunia ini kita tentunya mempunyai kehidupan masing –masing yang begitu beragam. Dari keberagaman itulah kita bisa hidup yang baik. Bisa melihat yang baik dan yang buruk juga merupakan anugrah yang telah diberikan oleh sang maha pencipta. Satu kata yang patut senantiasa kita haturkan adalah bersyukur, sudahkah kita bersyukur hari ini. ?
Terkait dengan kalimat diatas tentunya kita akan merasa bosan menjadi orang yang hanya bisa melakukan kehidupan ini dengan cara-cara yang lama. Banyak contoh yang akan kita lihat dalam kehidupan kita. Sebagai contoh seorang pegawai negeri yang hanya bisa melakukan pekerjaan yang monoton, terpaku pada satu kegiatan saja akan mengusangkan kita pada kehidupan nyata, walaupun apa yang kita pakai dalam tubuh kita semuanya baru. Kita memakai baju yang baru, kita memmakai handphone blackberry yang terbaru, memakai sepatu yang merk terkenal, memakai parfum import yang terbaru. Apakah dengan begitu kita disebut orang yang baru? Orang yang modern? Orang yang gaul? Orang yang tahu akan perkembangan jaman? Bukan, bukan. Dan bukan.
Orang yang kita bahas diatas tidak akan dikatakan baru walaupun memmakai perlengkapan hidup yang serba baru jika kita tidak mau melakukan cara-cara kerja yang baru. Orang yang disebut baru jika telah mau meninggalkan cara-cara hidup yang lama. Seperti oknum pegawai diatas yang dikatan baru jika mereka mau melakukan inovasi dalam melakukan pekerjaannya. Mereka selalu cepat tanggap terhadap tugas dan tanggung jawab yang dia emban. Sudah bukan rahasia umum lagi jika mentalitas pekerja kita sangatlah rapuh. Mereka mau bekerja jika ada intensifnya saja, semakin besar intensif yang diterima semakin cepat pekerjaan pelayann yang dilakukan, namun jangan harap jika tanpa adanya intensif yang diberikan kemungkinan pekerjaan yang diberikan juga akan terbengkelai tidak tahu kapan akan terselesaikan.hasil yang sudah terlihat dalam pelayanan publik adalah semakin molor dan amburadul pelayanana yang diberikan terhadap masyarakat. Sebagai contoh kecil dalam pengurusan kartu tanda penduduk, kita semua tahu biaya pembuatan KTP hanya sekitar Rp.5000,00 rupiah dengan jangka waktu pelayanan sekitar 1 minggu. Namun ada yang melakukan akselerasi dengan memberikan uang yang lebih sekitar 50 ribu tentunya hasilnya akan jauh berbeda yaitu lebih cepat dan cekatan sampai-sampai hanya hitungan jam dan diantar sampai kerumah dan tambahan perkataan masih ada yang mau dibantu lagi??? Inilah potret yang terjadi dalam kehidupan kita.
Dalam dunia pendidikan juga tidak luput dari cara-cara yang lama dan usang. Sebagai contoh bagaimana dunia pendidikan kita akan maju jika para pendidik dan para anak didik juga melakukan cara-cara yang lama dalam menempuh pendidikan. Sebagai gambaran kita guru yang hanya melakukan kewajiban mengajar tanpa melihat perkembangan anak didik secara emosionanl tentu hasilnya pun juga jauh dari memuaskan dan hasilnya kan hanya membentuk anak didik yang monoton juga. Jika kita mau melakukan perubahan cara mengajar tentunya akan memnemukan kepuasan dan rasa tersendiri. Proses yang kita lakukan akan tercermin terhadap sikap anak didik yang kita ajar. Semakin keras kita mendidik anak tentunya akan menghasilkan anak yang berkarakter keras juga, sebaliknya jika kita mengajar dengan penuh kelembutan dan pendekatan yang baik tentunya akan menghasilkan karakter anak yang baik pula. Bukankah tugas guru mengubah aanak yang malas menjadi rajin, mengubah anak yang bodoh menjadi pintar, mengubah anak yang tidak bertanggung jawab menjadi anak yang disiplain dan tanggnung jawab. Selain dari faktor guru juga ada faktor muridnya sendiri. Sebagai pelajar juga harus mempu berubah dengan cara- cara yang baru untuk kehidupan kita sendiri. Kita belajar juga untuk kepentingan masa depan kita. Banyak siswa yang belum menyadari bahwa pendidikan yang dilakukan saat ini hnaya untuk memenuhi kewajiban kita sebagai anaka terhadap orang tua saja. Namun kalu kita mau lebih melihat kenyataan yang ada bahwa pendidikan yang kita lakukan hari ini tentunya akan sangat mempengaruhi perkembangan kehidupan kita kelak. Pelajaran yang kita dapat hari ini mungkin tidak dapat kita praktekkan dala kehidupan kita saat ini, namun mungkin bisa kita praktekkan 1 tahun lagi, 5 tahun lagi bahkan 10 tahun lagi. Sebagai siswa kita harus yakin apa yang diberikan oleh guru itulah yabng terbaik bagi perkembangan pendidikn kita. Denga menyadari itu semua tentunya akan memunculakan cara cara baru dalam megikuti belajar. Kita akan lebih temotivasi dalam belajar. Kita mulai membaca pelajaran yang akan kita bahas beersama guru tentunya akan menimbukllkan cara dan rasa tersendiri bagi kita.
Jika kita terpaku dalam kehidupan kita yang monoton tentunya akan membawa kita pada keadaan yang tidak nyaman dan cenderung stess. Oleh karen aitu kita perlu adanya kreatifitas. kreativitas ddefinisikan secara berbeda oleh para pakar berdasarkan sudutb pandang masing-masing. Menurut Barron (1982:253) Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru disini bukan berarti harus sama sekali baru sekali, tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur yang telah ada sebelumnya . sedangkan Utami munandar mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan yanis mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Lebih lanjut Utami menekankan kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian merupakan hsil interaksi dengan lingkungannya. Lingkungha yang merupakan tempat individu berinteraksi itu dapat mendudkung perkembangannya kreativitas, tetapi juga yang justru menghambat perkembangan kreativitasnya. Kreativitas yang ada dalam individu digunakan untuk menghadapi permasalahn yan g ada ketika berinteraksi dengan lingkungannyadan berbagai alternatif pemecahannya sehingga dapat tercapai penyesuainan diri yang kuat dengan lingkungannya.
Dalam mempelajari kreativitas kita dapat mengunakan dua jenis pendekatan yaitu pendekatan psikolog dan pendekatan sosiologis. Dalam pendekatan psikologis lebih melihat kreativitas dari segi kekuatan yang ada dalam diri individu sebagai faktor-faktor yang menntukan kreativitas, seperti intelegensi, bakat motivasi, sikap , minat, dan disposisi kepribadian lainnya. Salah satu pendekata psikologis yang digunakan untuk menjelaskan kreativitas adalah pendekatan holistik . clark (1988) menggunakan pendekatan holistik untuk menjelaskan konsep kreativitas berdasarkan pada fungsi-fungsi berfikir, merasa, mengindera dan intuisi. Sedangkan pendekatan sosiaologis berasumsi bahwa kreatifitas individu merupakan hasil dari proses interaksi sosial, dimana individu denngan segala potensi dan disposisi kepribadiannya dipengaruhi oleh lingkunga sosial tempat individu berada yang meliputi ekonomi, politik, kebudayaan dan peranan keluarga. Arieti (1976) mengemukakan beberapa faktor sosiologis yang kondusif dalam perkembangan kreativitas adalah: tersedianya sarana-sarana kebudayaan, Keterbukaan terhadap keragaman cara berpikir, Adanya keleluasaan bagi berbagai media kebudayaan, Adanya toleransi terhadap pandangan-pandangan yang divergen dan Adanya penghargaan yang memadai terhadap orang – orang yang berprestasi.
Sesorang yang mempunyai karakter kreativitas akan telihat dalam kehidupannya. Kita bisa melihat diri kita atau teman, atau bahkan orang tua kita apakah mereka kreativ dengan melihat karakter yang mereka milki seperti memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, tekun dan tidak mudah bosan, percaya diri dan mandiri, merasa tertantang dengan kemajemukan atau kompleksitas, b rani mengambil resiko, dan berpikir yang menyebar.
Seseorang akan mengalami perkembangan kreativitas jika kita sebagai orang tua mampu memberikan rasa aman, memberikan kepercayaan dan menghargai kemampuan anak, memberikan otonomi dan kebebasan pada anak, meberikan dorongan terhadap anak untuk melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya serta kita rangsang dengan berbagai kegiatan yang baru baik di dalam rumah dan di luar rumah. Pada intinya kreativitas dapat tumbuh pada diri kita jika kita diberikan kebeebasan yang bertanggung jawab kepada diri kita. Hal ini juga dapat kita terapkan dalam berbagai kehidupan baik yang sudah bekerja, pelajar dan orang tua. Alangkah indahnya hidup ini tanpa adanya tekanan dari manapun. Kreativitas akan menghasilkan rasa hidup yang baru.
Komentar
Posting Komentar