RASA MALUUU

Dalam kehidupan ini ada berbagai perasaan yang menyelimuti dalam hidup kita. Ada rasa senang, rasa sedih, rasa bangga, rasa malu, dan rasa yang lain. Perasaan yang menyenangkan tentunya akan membawa kita menjadi individu yang membanggakan karena telah melebihi apa yang telah menjadi milik orang lain. Sebaliknya kita juga meliki perasaan malu dimana individu merasa tidak enak hati telah melakukan hal-hal yang tidak terpuji yang tidak sesuai dengan norma.
Dalam kehidupan ini banyak sekali yang mempertontonkan manusia yang tidak mempunyai rasa malu. Mulai dari kalangan atas sampai pada kalangan bawah. Rasa malu sudah mulai turun dibandingkan jaman sebelumnya. Dalam kehidupan orang pejabat kita akan dipertontonkan bagaimana pejabat tersebut dengan tidak punya malu memakai kendaran dinas untuk keperluan pribadinya, menggunakan jabatannya untuk minta diskon product, menggunakan jabatannya untuk menonton event olahraga, menggunakan jabatannya untuk plesiran keluar daerah, melakukan haji gratis, memberikan sumbangan kepada masyarakat atas nama pribadi, mengecapkan pada dirinya sebagai orang kaya yang suka sodakoh, melakukan kegiatan belanja sampai keluar daerah bahkan luar negeri.
Sejatinya manusia dan binatang tentunya mempunyai perbedaan yang sangat jauh. Dilihat dari fisiknya tentunya manusia dan binatang tidak begitu mencolok. Hal mendasar yang membedakan prilaku manusia dan binatang terletak pada manusia didasarkan pada akal, sedangkan binatang didasarkan pada insting. Jika manusia dan binatang sama-sama mengenakanakan baju tentunya akan terlihat indah dan bagus, tapi bagaimana jika baju dari manusia dan binatang mulai dibuka secara bersama-sama, tentunya yang memiliki reaksi adalah manusia, manusia langsung menututp auratnya, sedangkan binatang biasa aja tidak ada yang aneh bahkan terlihat lebih senang dan gembira. Itulah gambaran bagaimana manusia memliki akal yang digunakan berfikir dan bereaksi jika apa yang menjadi perbuatan mansuia tidak sesuai dengan norma yang telah ditetapkan. Jika kita bicarakan tentang perkawinan antara binatang dan manusia juga tidak jauh berbeda yang membedakan hanya manusia perlu tempat khusus yang orang lain tidak dapat melihatnya, jika orang lain bisa melihat maka orang yang bersamgkutan akan merasa malu karena auratnya dilihat. Sedangkan binatang tidak demikian, binatang tidak perlu tempat khusus sehingga dalam keadaan apapun, dan dimanapun jika instingnya baru memuncak binatang melakukan perkawinan, tidak hanya itu binatang juga tidak mengenal silsilah keluarga jika anaknya telah dewasa bisa melakukan perkawianan dengan orangtuanya dan itupun sah-sah saja tanpa rasa malu.
Yang menjadi pertanyaan sekarang apakah manusia sekarang sudah sedemikian parahnya? Kalau kita lihat kasus kriminal yang baru saja membuka mata kita semua adalah beredarnya video mesum milik ariel – cut tari- dan luna maya. Adalah gambaran yang nyata bagaimana posisi mansuia telah merendah dibandingkan binatang. Mereka dengan sadar dan meyakinkan melakukan persetubuhan tanpa dilandasi dengan norma perkawinan yang sah, bahkan dilakukan dengan istri orang lain yang sah pula. Kita juga tidak usah melihat jauh-jauh bagaimana anak remaja sekarang dalam bergaul dengan lawan jenisnya. Anak muda sekarang sudah kehilangan rasa malunya, mereka berrboncengan dengan sikap yang tidak pantas dilihat oleh masyarakat luas, layaknya suami istri. mereka tidak meyadari bahwa apa yang dipertontonkan akan memberikan pembenaran bagi adik-adiknya untuk melakukan hal tersebut jika kelak besar nanti.
Begitu pula denga para pejabat atau pegawai yang melakukan hal-hal yang diluar norma. Mereka melakukan suap, melakukan penjilatan , terhadap atasannya demi jabatan yang akan diraihnya. Mereka rela untuk melakukan apapun demi jabatan. Dengan jabatan yang diberikan bukan merupakan beban namun jabatan dijadikan sebuah prestis yang dibangga-banggakan
Ditinjau dari dalam konteks sikap, Stephen R.Covey (1989) menyebutkan ada 3 determisme. Pertama determinisme genetis, dalam teori ini berpandangan bahwa sikap individu diturunkan oleh sikap kakek neneknya. Itulah sebabnya seseorang memiliki sikap dan tabiat sebagaimana sikap dan tabiat nenek moyangnya. Sikap kakek nenek diturunkan ke dalam DNA. Oleh karena itu, jika kakek neneknya seorang yang mudah marah, seseorang akan memiliki sikap mudah marah juga. Proses seperti ini diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya.
Kedua, Determinisme psikis yang berpandangan bahwa sikap individu merupakan hasil dari perlakukan, pola asuh, atau pendidikan orang tua yang diberikan kepada anaknya. Pengasuhan yang diterima individu berupa pengalaman masa kanak-kanak pada dasarnya membentuk kecenderungan dan karakter individu termasuk didalamnya pembentukan sikap individu. Jika sesorang grogi, takut dan stres saat berdiri di depan orang banyak . itu merupakan hasil dari cara orang tua mendidik, memperlakukan, dan mengasuhnya. Seseorang akan berasa bersalah ketika melakuakan kesalahan karena muncul ingatan bagaimana orang tua secara emosional menghukumnya ketika ia masih berada pada fase yang masih rentan dan lunak.
Ketiga, Determinisme lingkungan yang berpandangan bahwa perkembangan sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat individu tinggal dan bagaimana lingkungan memperlakukan individu tersebut. Bagaimana atasan memperlakukan kita, bagaimana pasangan kita memperlakukan kita semuanya membentuk perkembangan sikap seseorang
Bagaimana dengan mengubah sikap kita yang tidak mempunyai rasa malu tersebut. Tentunya dengan berbagai sikap dan komitmen dari berbagai pihak . yang pertama adalah keluarga. Kita semua tahu di dalam keluarga merupakan langkah awal dimana semua prilaku dan perkataan anak mulai diajarkan. Dengan memberikan tutur kata dan prilaku yang baik anak itu akan secara otomatis meniru dan mendambakan jika telah besar nanti ingin seperti yang orang tua lakukan hari ini. Memang sangat sulit untuk dilakuakn karena kita senbagai orang tua juga harus bisa mengendalikan diri untuk tidak melakukan sikap-sikap yang nantinya akan melemahkan komitmen kita adala emebentuk karakter anak kita. Dimulai dengan yang sederhana kita bisa lakukan sebagai contoh membiasakan disiplin dalam berdoa, melakukan ritual keagaman secara kontinu merupaka awal yang baik terhadap perkembangan psikis anak. Kita juga harus bisa mengrem nafsu kita untuk mengkonsumsi makanan dan barang secara berlebihan, jangan belanja yang berlebihan, jangan menonton tv berjam-jam. Timbulkanlah kebiasaan –kebiasaan yang mendidik seperti bangun pagi dan melakukan aktivitas pagi.
Rasa malu yang sudah mulai luntur dari kepribadian bagsa ini tentunya juga akan mempunyai andil yang sangat besar bagi kelangsungan hidup bangsa ini juga . jika kita sekarang sudah tidak acuh terhadap rasa malu tersebut tentunya bangsa ini akan binasa dalam waktu yang tidak akan lama jika bangsa ini muai memperbaiki citra dan prilakunya untuk lebih mngedepankan rasa malu tentunya akan memperpanjang umur bangsa ini juga. Jika kita lihat negara jepang yang memilki orang yang bedisiplin tinggi, memilki tenologi yang tinggi tentunya kita berpikir juga akan mengalami rasa malu yang tipis namun yang terjadi malah sebaliknya yaitu bangsa jepang tekenal memilki rasa malu yang tinggio, sebagai contoh pada saat pelantikan pejabat baru tentunya akan memberikan rasa bangga yang luar biasa, namun beda dengan masyarakat jepang dimana jabatan merupakan amanat rakyat yang memang harus dipegang secara penuh jika yang bersangkutan tidak mampu dengan bangga pejabat tersebut mengundurkan diri dan merasa malu . bedakan di dindonesia????

Komentar