MTQ Sebagai Pembuktian BIMA RAMAH



Kurang dari seminggu, penyelenggaraaan MTQ tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat akan dilaksanakan. Tahun 2017 ini yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan berada di Kabupaten Bima. Kabupaten Bima sebagai panitia penyelenggara sudah mempersiapkan dirinya jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan. Hal ini merupakan tekad dan janji sebagai penyelenggara MTQ. Berdasarkan pengamatan penulis, pemerintah kabupaten Bima sudah melakukan koordinasi baik di tingkat kabupaten, kecamatan, maupun tingkat desa. Hal ini dilakukan sebagai langkah kongkrit memberikan pelayanan yang sempurna bagi tamu atau khafilah dari utusan kabupaten-kabupaten yang ada di NTB.
Pemerintah kabupaten Bima juga melibatkan seluruh masyarakat, masyarakat diminta dan dihimbau untuk memberikan pelayanan yang baik pada khafilah-khafilah akan berlomba di arena MTQ. Salah satu bentuk pelayanan itu adalah, masyarakat diminta kerelaannya untuk bersedia menerima para khafilah untuk menginap di rumah-rumah penduduk. Ini merupakan upaya pemerintah Kabupaten Bima untuk mempererat tali silaturahmi dengan masyarakat Bima melalui kegiatan MTQ ini. Moment MTQ ini diharapkan jangan hanya sebagai kegiatan rutinitas tahunan saja, tetapi kita bisa menggambil makna sesungguhnya diadakan MTQ.
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) adalah bagaimana Umat Islam berupaya mengaplikasikan ajaran yang dikandung kitab suci itu dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran Al-Qur’an mencakup seluruh aspek kehidupan. Mulai dari tata cara beribadah, bernegara, berbangsa dan bermasyarakat hingga aspek penegakan hukum, akhlak dan moral, urusan perdagangan, politik, pendidikan, pergaulan dan sebagainya. Kita selamat dunia-akhirat kalau menggunakan pedoman Al-Qur’an dan Al-Hadits.  MTQ memang mempertemukan para peserta untuk saling berkompetisi meraih hasil terbaik, namun makna MTQ bukan soal kalah-menang. MTQ juga dapat dimaknai sebagai ajang mempererat Ukhuwah Islamiyah. Saling kenal dan mempelajari kelebihan masing-masing cukup penting dilakukan demi membangun kebersamaan sebagai salah satu modal pembangunan.
Selanjutnya, diadakannya MTQ pada hakikatnya adalah untuk mensyiarkan alquran disamping mencari yang terbaik untuk mewakili MTQ pada tingkat selanjutnya. Tapi intinya adalah syiar alquran itu sendiri. Dengan syiar itu pula dituntut bahwa seseorang itu tidak hanya pintar membaca dan menulis, tapi jauh lebih penting adalah memahami isi kandungan alquran itu sendiri. Sasarannya juga tidak hanya kepada peserta (yang ikut lomba) tapi juga (dan ini lebih penting) adalah kepada pendengar/ pengunjung. Kehadiran masyarakat secara beramai-ramai dalam setiap MTQ, inilah harapannya.
MTQ Tingkat propinsi yang mempertemukan kafilah dari seluruh Nusa Tenggara Barat tentu saja akan diwarnai persaingan menjadi yang terbaik, tidak hanya hal tersebut, tetapi yang lebih penting dan perlu disadari bersama bahwa MTQ Tingkat propinsi yang telah diselenggarakan di BIma ini memiliki arti yang lebih penting, yaitu melalui ajang ini dapat dijadikan sarana untuk mempersatukan Umat Islam di seluruh Nusa Tenggara Barat. Disisi lain, pemerintah Kabupaten Bima melalui bupati dan wakil bupati yang mengusung tema pemerintahan yang RAMAH harus dapat mengintegrasikan ke dalam pelaksanaan MTQ tingkat Propinsi. RAMAH adalah singkatan dari Religius, Aman, Makmur, dan Handal.
Makna religius disini adalah ingin mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Alloh, istiqomah menjalankan syariat islam, berikhtiar dijalan yang benar, dan membangun karakter yang islami. Dalam pelaksanaan MTQ ini diharapkan pemerintah kabupaten Bima dapat menunjukkan indikator-indikator itu. Yang menjadi pertanyaan, apakah masyarakatnya sudah menunjukkkan keimanan dan ketakwaan kepada Allohn SWT? Dari masjid-masjid yang berdiri kokoh di Kabupaten Bima apakah sudah terisi penuh jamaah yang ingin sholat di masjid? Disisi lain pemerintah sudah berupaya memberikan intensif bagi petugas masjid sebagai elemen penting pemikat hati masyarakat untuk ke masjid.  Ini menjadi pekerjaan yang tidak ringan dalam mewujudkan religius dalam kehidupan bermasyarakat. MTQ bukanlah arena tontonan masyarakat, melainkan arena untuk lebih membumikan ajaran-ajaran islam. Oleh karena itu melalui kegiatan MTQ ini diharapkan masyarakt dan pemerintah mulai sadar untuk lebih dapat meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh SWT.
Setiap manusia ingin memiliki kehidupan yang aman dari berbagai macam ancaman dan rintangan. Sebagai salah satu fungsi pemerintah daerah khususnya BIma juga harus memberikan rasa aman bagi semua golongan asyarakat. Dengan rasa aman, masyarakat dan pemerintah dapat bersinergi dengan semua elemen masyarakat untuk membangun daerah menjadi daerah yang maju dan mandiri. Kita sangat paham betul kondisi keamanan di kabupaten Bima tergolong zona merah, artinya daerah Bima termasuk kawasan yang sering terjadi konflik baik secara horizontal maupun vertical. Konflik – konflik inilah yang terekspost media nasional, Hal inilah yang menjadikan citra kabupaten kita semakin buruk di tingkat nasional. Rasa aman juga harus tercermin selama pelaksanaan lomba di arena MTQ. Terkait dengan hasil perlombaan nanti, kita semua dapat bisa menerima apapun hasil dari pelaksanaan MTQ. Yang perlu dilakukan adalah melakukan evaluasi yang baik dan terstruktur agar dapat menghasilkan prestasi yang membanggakan di kemudian hari. Oleh karena itu melalui kegiatan MTQ ini kita buktikan dapat menjaga suasana menjadi aman dan tertib. Dengan demikian persepsi masyarakat yang menilai Bima tidak aman bisa terkikis dengan suasana yang tercermin selama pelaksanaan MTQ.
Kata makmur menempati kata ketiga dalam tujuan pemerintah Kabupaten Bima dibawak kepemimpinan Hj. Indah Damayanti Putri. Pemerintah ingin menciptakan kemakmuran bagi setiap anggota masyarakatnya. Pemerintah perlu menciptakan suasana ekonomi yang kreatif, inovatif dan kompetitif. Bila suasana ekonomi ini bisa terbentuk dengan baik kemungkinan konflik horizontal dapat dikurangi. Namun, melihat perkembangan yang ada, niat pemerintah dalam menciptakan kondisi itu belum terlihat ataupun dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Potensi ekonomi yang ada di masyarakat belum tergarap secara baik oleh pemerintah. Kondisi ini menjadikan masyarakat masih berada pada posisi yang kurang baik. dengan adanya pelaksanaan MTQ ini, pemerintah diharapkan dapat menunjukkan potensi yang ada baik kekayaan alamnya maupun kekayaan ekonomi daerah di seluruh kabupaten. Dengan demikian MTQ dapat dijadikan arena promosi untuk menjual potensi yang ada, tujuan akhir dari kata makmur tadi adalah terciptanya masyarakat yang merdeka ekonomi dan berkeadilan social bagi seluruh lapisan masyarakat.
Visi yang terakhir adalah handal, handal yang dimaksud adalah pemerintah akan menciptakan birokrasi dan tenaga yang handal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelaksanaan MTQ ini dapat dijadikan indikator kehandalan para tenaga dan birokrasi pemerintah Kabupaten Bima. Bagaimana mereka dapat memberikan pelayaan yang terbaik bagi semua khafilah khafilah yang bertanding, bagaimana mereka menyiapkan arena perlombaan MTQ yang representative atau tidak, bagaimana mereka dalam kesigapan menghadapai berbagai maslaha yang ada dan sebagainya. Saya pikir, pelaksanaan MTQ tingkat propinsi adalah agenda yang sangat penting dan prestisius, pemerintah Kabupaten Bima sudah maksimal dalam mempersiapkan pelaksanaan MTQ tahun ini. Oleh karena itu, MTQ tingkat Propinsi bisa dijadikan indikator kesuksesan koordinasi para birokrat maupun tenaga yang handal di Kabupaten Bima. Tidak menutup kemungkinan, jika pelaksanaan ini sukses dan memuaskan semua peserta bisa sebagai rekomendasi untuk tuan rumah pelaksanaan MTQ tingkat nasional. 
Pelaksanaan MTQ tingkat propinsi dalam hitungan menit akan dilaksanakan. Pemerintah Kabupaten Bima sebagai penyelenggara harus mampu melaksanakan amanah ini. Semoga jargon BIMA RAMAH dapat terintegrasikan dalam pelaksanaan MTQ pada kesempatan ini.

Komentar