1.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

 

Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1?

Modul 1.1 merupakan dasar filosofis pemikiran Ki Hajar dewantara. Sebelum mempelajari modul ini, saya mengenal sosok Ki Hajar Dewantara hanya sekedar Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karso (di tengah membangun semangat, kemauan), Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Dalam melihat sosok muridpun saya juga masih menialai bahwa murid hanyalah sebuah objek pendidikan yang dapat dimainkan oleh sang aktor yaitu guru. Untuk melibatkan siswa secara penuh dalam setiap kegiatan pembelajaran tentunya akan sangat berat. Hal yang memberatkan inilah yang mengunci pikiran kita bahwa seorang murid adalah seorang anak yang tidak tahu apa-apa. Mereka hanya mau belajar dengan pendampingan seorang guru. Dulu kita masih berpikir gurulah sebagai pusat ilmu, sehingga tanpa adanya ilmu dari guru akan membuat para murid tidak berdaya. Selain itu proses pembelajaran juga masih sentralistik, artinya pendidikan hanya berpusat kepada guru sebagai aktor utama dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajarannya juga yang saya rasakan adalah murid tidk dapat merasakan sebuah proses belajar yang merdeka. Mereka hanya mendapatkan pengajaran yang searah tanpa dilakukan sebuah kebebasan dalam menentukan cara belajar versi para murid.

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?

Modul 1.1. merupakan mudul awal yang akan mengubah pemikiran / mindset kita sebagai pengajar. Perubahan pemikiran ini berlangsung secara mendasar. Modul 1.1 ini mampu mengubah pembelajaran yang tidak lagi sentralistik. Di dalam modul ini kita dikenalkan bahwa sumber ilmu tidak hanya guru melainkan murid itu sendiri. Secara tidak sadar mereka sudah melakukan proses belajar yang merdeka. Ketergantungan terkait keberadaan guru juga sudah mampu diminamilisir. Kita sebagai pendidik hanya mampu memfasilitasi, mendorong, dan menyemangati bagi para murid dalam melakukan proses pembelajaran. Hal yang mendasar adalah bagaimana kita memposisikan murid secagai subjek pendidikan. Subjek pendidikan harus mampu menjadi aktor dalam proses pembelajaran. Semua pembelajaran harus mampu berasal dari murid, untuk kebaikan murid itu sendiri. Dengan mempelajari modul ini saya merasakan peran guru sesungguhnya, guru harus mampu memberikan ketauladanan, semangat dan dorongan yang utuh untuk para murid.

Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD?

Hal yang segera saya terapkan adalah membangun kedekatan secara emosional kepada para murid. Membangun kedekatan bisa kita lakukan melalui membuka komunikasi yang efektif, mengobrol tentang hal-hal ringan mulai dari hobi, kebiasaan, keinginan dalam belajar sampai menanyakan cita-citanya sang anak kelak. Dengan terbangunnya komunikasi kita bisa menentukan cara efektif dalam melakukan pembelajaran. Setiap kelas memiliki ciri khas kelas tersendiri/ karakteristik kelas yang unik. Dengan demikian model / metode pembelajaran dapat mudah diterapkan. Dalam pembelajaran yang kita lakukan harus mampu menerapkan rasa empati kepada para murid yang memang memiliki kekurangan baik secara akademik maupun secara ekonomi. Hal ini untuk dapat memperpendek jurang pemisah atau kesenjangan yang tercipta selam ini di kelas. Rasa kedekatan dan empati mampu membangkitkan rasa percaya diri yang kokoh. Kedepan rasa yang baik ini akan mampu menjadi pendorong dan penyemangat bagi pra siswa dalam meraih cita-cita di masa depan.


Komentar