Refleksi terbimbing modul 1.4 budaya positif

 


  1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Modul 1.4 berisi tentang budaya positif

Ø  Disiplin Positif, merupakan sebuah kegaiatan atau prilaku yang tercermin didalam sebuah komunitas untuk senantiasa meyakini berbagai macam prilaku. Disiplin positif lebih kepada keyakinan dalam hati bukan pada ketaatan prilaku karena peraturannya. Konsep disiplin positif dapat dihubungkan dengan teori motivasi perilaku manusia, serta konsep motivasi internal dan eksternal.

Ø  Keyakinan Kelas, merupakan internalisasi dari nilai-nilai yang terkandung dari sebuah implementasi sebuah peraturan. Keyakinan kelas nantinya lebih membekas dan mendalam dibandingkan peraturan kela yang selama ini dibentuk. Pentingnya memiliki keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas, yang pada akhirnya akan menciptakan budaya positif.

Ø  Posisi Kontrol Guru merupakan suatu posisi yang dipakai guru untuk melihat apakah penanaman disiplin yang kita lakukan sudah efektis sesuai dengan 5 posisi control yaitu Penghukum, Pembuat Orang Merasa Bersalah, Teman, Monitor (Pemantau), Manejer.

Ø  Kebutuhan Dasar Manusia merupakan kebuatuhan yang merupakan kodrat alam yang diberikan oleh sang khalik untuk semua hambanya. Kebutuhan dasar ini harus senantiasa terpenuhi. Kebutuhan dasar terdiri dari 5 kebutuhan antara lain Kebutuhan untuk bertahan hidup (Survival), Kebutuhan akan Cinta dan Kasih Sayang, Kebutuhan Kebebasan, Kesenangan dan Kekuasaan.

Ø  Segitiga Restitusi merupakan sebuah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang baik dan lebih kuat.

Dari beberapa istilah yang ada diatas, bagi saya ada hal yang menarik, seperti segitiga restitusi. Selama ini kita hanya mengenalkan siswa jika mereka salah ya langsung kita sampaikan untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Padahal dalam restitusi ini ternyata lebih mengena kepada si pelaku, bahwa si pelaku harus mengingatkan kembali akan keyakinan-keyakinannya. Dengan demikian perlakuan para siswa akan senantiasa terpaku pada budaya – budaya positif di sekolah.

  1. Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan konsep-konsep inti  tersebut dalam menciptakan budaya positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda.

Pengalaman saya tampak pada memposisikan control guru. Selama ini saya sebagai guru SMA jurusan IPS senantiasa menggunakan pendekatan control teman. Dengan kita memposisikan teman mereka akan mempersempit jurang pemisah diantara murid dan guru. Namun hal ini tentunya menjadi sebuah dilemma juga karena lama kelamaan akan menjadikan kita malah kurang dihargai sebagai seorang guru. Oleh karena itu dengan saya memiliki ilmu baru bahwa guru bias sebagai pemantau ataupun manager akan lebih baik dalam mendisiplinkan siswa kedepan.

  1. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, ada di posisi manakah Anda? Anda boleh menceritakan situasinya dan posisi Anda saat itu.

Saya belum pernah menggunakan segitiga restitusi. Jika pun kita analisis kita hanya mampu pada posisi yang kedua yaitu sebatas validasi perbuatan yang salah. Jarang sekali kita sampai pada menanyakan keayakinan. Kenapa begitu, karena peraturan yang ada disekolah kami hanya mampu dijalani saja tanpa diyakini oleh semua siswa. Sebagai contoh jika ada anak yang membuang sampah sembarangan. Kita hanya bisa sampai pada validasi perbauatan yang salah. Sebagai contoh kita menanyakan kenapa kamu buang sampah sembarangan? Belum pada tatanan, keyakinan apa yang belum siswa lakukan jika kita membuang sampah sembarangan?

  1. Perubahan  apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Cara berpikir saya sentunya akan mengalami perubahan saat sesudah membaca modul ini. Pikiran saya menjadi terbuka bahwa budaya positif akan terlaksana jika kita semua meyakini keyakinan keyakinan akan nilai yang sudah disepakati bersama. Semua kegiatan yang masih tidak sesuai dengan peraturan tentunya ada kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi. Oleh karena itu marilah kita pebuhi semua kebutuhan dasar yang ada untuk meneuju budaya positif di sekolah.

  1. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

Topic modul ini snagat penting bagi pemimpin pembelajaran dalam memposisikan control guru. Kita yang setiap hari berhadapan dengan murid yang penuh dengan dinamika tentunya harus mampu memposisikankita dengan tepat. Hal ini akan berpengaruh terhadap harkat dan martabat kita sebagai guru yang harus senantiasa digugu dan di tiru oleh para muridnya

  1. Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

Yang akan saya lakukan adalah membuat keyakinan kelas maupun sekolah untuk disosialisasikan kepada seluruh murid, mempraktikkan posisi control sebagai manager untuk menghadapi permasalahan siswa di kelas maupun disekolah

  1. Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Menurut saya konsep yang penting adalah pembiasaan, dengan melakukan pembiasaan kita mampu membuat buaya ini menjadi sebuah rutinitas yang senantiasa berjalan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun

  1. Langkah-langkah awal apa yang akan Anda lakukan jika kembali ke sekolah/kelas Anda setelah mengikuti sesi ini?

v  Berkolaborasi dan diskusi denga kepala sekolah, rekan sejawat untuk bersama-sama mewujudkan Budaya Positif di Sekolah.

v  Membuat kesepakatan dengan murid terkait dengan keyakinan kelas

v  Melakukan survei dan kebutuhan latar belakang siswa

v  Melakukan refleksi dan evaluasi.

Komentar